√ Rumah Kosong


Waktu itu ayah menyuruhku untuk membelikan sebungkus rokok di warung akrab rumah, kebetulan warung itu lagi tutup, jadinya saya mencari warung lain di desa tetangga.
Aku lihat di jam tangan ternyata sudah pukul 20.30, dan saya segera bergegas sebelum warungnya tutup. Sebelum hingga diwarung, saya melewati rumah kosong yang tak berpenghuni. Aku berhenti sejenak untuk melihat rumah kosong itu. Ntah kenapa rasanya tiba-tiba saya merinding, dan saya ingin tau dengan rumah kosong itu. Gelap tak ada satupun lampu yang hidup, dan itu membuatku tertarik untuk memasukinya.
Saat ku lihat jam tangan ternyata sudah pukul 20.40.
“Wahh, sudah jam segini, keburu warung tutup nih.”
Lalu saya bergegas ke warung untuk membeli rokok buat ayah.

-Minggu pagi 7.30
Habis sarapan saya pergi ke rumah Andre untuk menceritakan ihwal rumah kosong yang ada di desa tetangga itu.
"Ndre.. Andre.." *Aku memanggil Andre berulang kali sambil mengetuk pintu.
"Iya bentar.." jawab Andre.
Aku menceritakan rumah itu dan mengajak Andre untuk memasuki rumah tersebut, tanpa basa-basi Andre menyetujui seruan dariku.
"Sebelumnya kita nyiapain apa dulu wan?" kata Andre.
Iwan, Itulah namaku.
"Kayanya senter sama Hp sudah cukup ndre." jawabku.
Akhirnya malampun tiba, saya sms Andre untuk segera ketemuan sekarang.

[next]
-Minggu malam 20.00
*Sms
Aku: Ndre, ayo kita berangkat sekarang, saya tunggu di pos ronda.
Andre: Oke siap, saya kesana.

Setelah kami ketemu, kami pribadi jalan ke rumah kosong itu. Saat sudah akrab dengan rumah kosong ada seorang kakek tapi belum terlalu renta mendatangi kami dan bertanya.
"Mau ke rumah kosong itu ya nak?" kata kakek dengan bunyi rendah.
"Iya kek, kakek kok tau?" jawabku.
"Hati-hati ya nak.." kata kakek sambil berjalan pergi.
"Iya kek." dan kakek tak menjawab pertanyaanku.

Kakek itupun kemudian pergi ntah mau kemana, kemudian kami melanjutkan perjalanannya hingga jadinya hingga di depan rumah kosong itu.
"Wan, ini kita beneran mau masuk?" kata Andre sambil menatap rumah kosong.
"Iya ndre, kita siapin senternya dulu." jawabku.
Andre yang awalnya berani dan tanpa basa-basi dikala ku ajak, kini ia meraa takut.
“Udah ndre, damai ada aku.” kataku sambil menepuk bahu Andre.

Setelah kami menyiapkan senternya kami mencoba masuk ke dalam. Saat kami sudah masuk di rumah kosong itu suasana mendadak menjadi horor, udara menjadi dingin, hingga bulu kuduk berdiri. Tapi kami mencoba untuk memberanikan diri untuk berkeliling di dalam rumah itu.
*Pyaarrr.. *Suara piring pecah
Terdengar terperinci ada bunyi piring pecah dan suasana menjadi tambah horor.
“A.. a.. ayo ndre kita cari bunyi itu..” kataku sambil sedikit takut.
Saat kami cari ternyata benar, kami menemukan piring pecah yang sudah acak-acakan di lantai.
“Ru.. rumah ini menyeramkan ternyata, wan.” Kata Andre sambil ketakutan.
“Yaudah kita foto-foto aja sekililing rumah ini kemudian pulang.” kataku.

[next]
Aku berniat untuk mengambil foto tiap sudut dan sekeliling rumah itu untuk dilihat kembali dan mengisi rasa penasaranku dengan rumah kosong itu.
Lalu Andre saya suruh menemaniku dari belakang.
*Cekrek cekrek
1 jepretan, 2 jepretan hingga 15 jepretan.
Karena kurasa sudah cukup, jadinya saya mengajak Andre pulang.
“Udah cukup nih, ayo ndre kita pulang.”
Saat sudah keluar rumah jadinya suasana kembali normal dan rasa takut Andre hilang.
Andre: Huft.. lega udah keluar dari rumah itu.
Aku: Iya ndre saya juga.
Andre: Fotonya mau buat apa wan? *dengan muka penuh penasaran
Aku: Mau liat-liat ndre, ayo besok ke rumahku kita liat bareng.
Andre: Oke wan siap.

-Senin siang 14.00
*Sms *Sehabis pulang sekolah

Aku: Ayo ndre ke rumahku kini kita liat fotonya.
Andre: Oke wan tunggu ya, gres sampe rumah nih hehe.
*Tok tok *Ketuk pintu
Andre: Wan.. iwan..
Aku: Masuk ndre..

[next]
Andre tiba ke rumahku alasannya yaitu ia juga ingin tau dengan foto tadi malam dirumah itu. Lalu saya buka kembali foto-foto yang saya jepret tadi malam.
*Foto1 *Foto2 *Foto3
Di foto ke-3 kami pun kaget dengan adanya sosok boneka raksasa dengan mata merah di foto itu.
"Ini kenapa ada boneka disini?" kata Andre sambil tercengang.
"Entahlah, Ndre. Aku mengambil gambar ini ketika malam hari, jadi tidak terlihat." kataku.

*Foto4 *Foto5 *Foto6 *Foto7
Di foto ke-7 tampak kaya biasa-biasa saja, tapi sehabis di perbesar fotonya, ada sosok perempuan duduk yang lagi menyusui anaknya.
"Serem waaaan..!!!" Andre ketakutan dikala melihat foto itu.
"Apalagi ini??" kataku.

*Foto8 *Foto9-foto12
Foto9 hingga foto12 cuma ada kaya bulatan-bulatan warna putih.
"Itu kameranya mungkin wan." kata Andre.
"Apa iya?", kataku yang masih belum percaya jikalau itu kameranya.
"Mungkin kameranya kedinginan, skip aja " kata Andre.

Lalu saya lanjut buka foto yang lain hingga foto yang terakhir. Di foto yang terakhir kami sangat kaget dengan seribu pertanyaan. Di foto yang terakhir ada sosok seorang kakek yang tatapannya mengarah ke kami.
"Kayanya saya kenal sama kakek ini ndre." kataku.
"Co.. coba di perbesar aja wan, semoga keliatan." kata andre dengan bunyi gemetar.

Saat di perbesar, ternyata kakek itu yaitu kakek yang menghampiri kami sebelum masuk rumah kosong itu. Lalu semenjak dikala itu kami tidak ingin dan tidak pernah ingin punya niatan masuk ke rumah itu lagi. Lalu semua foto itu saya hapus sambil ketakutan.

0 Response to "√ Rumah Kosong"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel